Menteri Lingkungan Hidup Soroti Penggundulan Hutan Sebagai Penyebab Banjir di Ponorogo
Menurut Hanif, salah satu kawasan
yang terdampak adalah area hutan di sekitar Waduk Bendo, Ponorogo.
“Penggundulan hutan menyebabkan sedimentasi yang terjadi cukup lama, sehingga
memengaruhi kondisi lahan pertanian dan area tangkapan air,” ungkapnya.
Hanif juga menyoroti kawasan Desa
Ngindeng, Kecamatan Sawoo, yang sebelumnya merupakan hutan lebat. Namun, hutan
tersebut telah ditebang untuk keperluan pembangunan, termasuk untuk lokasi
heliped. Ia menegaskan pentingnya pengembalian fungsi hutan di area tersebut.
“Pinjam pakai lahan ini atas nama bupati dan Pemkab Ponorogo, sehingga harus
dikembalikan seperti semula,” ujarnya.
Menteri Lingkungan Hidup Soroti Penggundulan Hutan Sebagai Penyebab Banjir di Ponorogo |
“Padahal, data menunjukkan curah
hujan pada Minggu (15/12/2024) malam dan Senin (16/12/2024) hanya 5 hingga 9
milimeter per jam, yang sebenarnya tergolong kecil. Namun, daerah ini tidak
mampu menahan air, sehingga perlu ada perhatian serius terhadap catchment
area,” jelas Hanif.
Hanif memperkirakan, proses
pengembalian fungsi area tangkapan air tersebut dapat selesai dalam kurun waktu
lima tahun, sesuai dengan masa jabatan kepala daerah. “Kalau kita bekerja keras
bersama, ini bisa selesai dalam lima tahun,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo
Sugiri Sancoko atau yang akrab disapa Kang Giri menyatakan siap melaksanakan
tugas tersebut. “Kami siap untuk secepatnya mengembalikan fungsi area tangkapan
air di wilayah ini,” pungkas Kang Giri.
Banjir yang terjadi di Ponorogo menjadi peringatan penting akan perlunya pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Upaya bersama antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang.
0 Komentar